Rabu, 11 Desember 2019

Komunikasi Terapeutik Tentang Fissure Sealant


Perencanaan Komunikasi Terapeutik
Tentang Fissure Sealant

I.          Tahap Persiapan (Pra Interaksi)
1.         Persiapan alat
a.         Alat diagnostik set: Kaca mulut, pinset, sonde, excavator.
b.        Alat poles: Brush dan contra angle.
c.         Alat pengering gigi: Chip blower dan lampu spiritual.
d.        Alat isolasi: Tongue holder.
e.         Alat fissure sealant: Agate spatle, glass plate, mixing slab, aplikator khusus.

2.         Persiapan bahan
a.         Cotton roll, cotton pellet, kapas gulung.
b.        Balan poles: pumice, kryte, dan pasta gigi dalam satu dappen dish.
c.         Dentin conditioner (1 buah cotton pellet).
d.        Aquadest (3 buah cotton pellet).
e.         Bahan fissure sealant (fuji III/fuji VII) powder dan liquid.
f.          Alkohol 70%.
3.         Persiapan operator
a.         Masker dan hand schoen.
b.        Mempersiapkan diri untuk menerima pasien.
c.         Mempersiapkan diri untuk tindakan yang akan dilakukan.
4.         Persiapan alat dan bahan tambahan
a.         Celemek dan taplak bracket table.
b.        Tempat kapas bersih dan tempat kapas kotor.

II.       Tahap Orientasi
1.         Memberikan salam kepada pasien, mempersilahkan pasien masuk dan duduk di kursi gigi (dental chair) kemudian perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan melakukan penggalian data mengenai identitas pasien, seperti: nama pasien, umur, alamat rumah, tujuan pasien datang, nomor telepon yang bisa dihubungi, dan lain-lain. untuk pasien anak-anak dapat ditanyakan pada orang tuanya.
2.         Mengidentifikasi Masalah
Menambah keakuratan data dengan cara menanyakan kembali pada pasien mengenai data diri dan masalah yang dialami oleh pasien. Setelah itu, operator menggali pikiran dan perasaan pasien yang umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi pertanyaan terbuka contohnya “Apakah bapak mengetahui tujuan dilakukannya fissure sealant pada gigi bapak?”. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang dilakukan pasien tentang materi fissure sealant.
3.         Merumuskan Tujuan
Berdasarkan data yang telah diperoleh maka pasien perlu diberikan perawatan fissure sealant karena pada permukaan gigi mempunyai fissure yang sangat dalam dan untuk mencagah terjadinya karies.
4.         Merumusnkan Kontak Kerja
Menginformasikan pada pasien berapa lama waktu yang akan dihasilkan untuk menjelaskan materi fissure sealant dan melakukan tindakan fissure sealant selama ± 30 menit.

III.    Tahap Kerja
Mendorong pengembangan kesadaran diri pasien dengan membantu mengatasi masalah.
1.         Memberi penjelasan dan pengertian fissure sealant
Fissure sealant adalah sebuah bahan yang diaplikasikan untuk menutupi atau mengisi fissure atau garis cekungan yang dalam agar terhindar dari karies (lubang gigi).
2.         Tujuan fissure sealant
a.         Untuk mencegah terjadinya gigi berlubang.
b.        Mempertahankan fungsi pengunyahan yang baik.
3.         Cara penggunaan fissure sealant
a.         Gigi yang akan ditutupi harus dipoles terlebih dahulu agar bebas dari sisa-sisa makanan.
b.        Memblokir atau mengisolasi daerah kerja dan dikeringkan.
c.         Permukaan yang sudah kering, diolesi dengan dentin conditioner dan dibilas dengan aquades, setelah itu dikeringkan kembali.
d.        Masukkan bahan tambahan dengan aplikator khusus.
e.         Pengulasan varnish.
4.         Akibat bila tidak melakukan fissure sealant
Bila cekungan yang dalam tersebut tidak ditutupi maka kotoran dan sisa-sisa makanan akan masuk dan menjadi tempat berkumpulnya kuman. Jika hal ini dibiarkan, maka dapat menyebabkan gigi berlubang.

IV.    Tahap Terminasi
1.         Operator dapat menyimpulkan tentang apa yang telah dijelaskan dan dilakukan. Menjelaskan kembali kepada pasien hal-hal yang penting dari komunikasi terapeutik yang telah dilakukan untuk diingat dan diterapkan.
2.         Memberikan instruksi kepada pasien.
a.         Gigi yang baru ditutup dengan bahan sealant jangan dipakai mengunyah selama ± 1 jam setelah penumpatan, agar bahan dapat mengeras dengan baik.
b.        Kurangi mengonsumsi makanan yang manis dan mudah melekat.
c.         Perbanyak mengonsumsi makanan yang banyak mengandung serat dan berair seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
d.        Rajin menyikat gigi 2x sehari, pagi setelah sarapan dan makam sebelum tidur.
3.         Melakukan evaluasi subjektif dan menanyakan keadaan pasien setelah dilakukan tindakan fissure sealant. Evaluasi secara objektif dengan mengamati atau melihat keadaan gigi pasien.
4.         Menciptakan suasana perpisahan yang menyenangkan antara pasien dan operator serta mengucapkan terima kasih.

                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar